Menjawab Kegelisahan

Menjawab Kegelisahan
Trisnatun Abuyafi Ranaatmaja

Bagaimana generasi muda Indonesia? Boro- boro memikirkan hal berat seperti itu. Para  penguasa hari ini hanya gontok- gontokan dan lomba korupsi.  Meskipun ada program MBG tidak sungguh- sungguh memikirkan  generasi muda Indonesia.  Mungkin memang tidak perlu berpikir berat. Tak perlu menyelenggarakan pendidikan yang baik dan tak perlu membentuk karakter anak muda yang baik dan kuat. Santai dan biasa sajalah. Kita ini bangsa hebat kesayangan Tuhan Pencipta Semesta Alam.

Apakah anak-anak bangsa Indonesia akan sangat tertinggal dan kalah bersaing di masa depan  dengan anak-anak bangsa lain?
Terus kita selaku orang tua , selaku guru harus merasa khawatir ? Perlukah kita takut kalah dan terjajah?
Tidak…sama sekali tidak.!!
Kelak, anak-anak bangsa lain itu memang  akan berhasil menguasai ilmu pengetahuan. Mereka menguasai ketrampilan dan membuat produk- produk teknologi yang memudahkan kehidupan. Di sana ( berbagai negeri lain) akan dibuat berbagai mesin, komputer, alat-alat canggih, kendaraan listrik, robot pekerja dll yang serba mempermudah kehidupan manusia.
Nah… mereka, anak-anak bangsa lain itu, semuanya bingung. Produk teknologi mereka mau dijual ke mana, ke siapa??
Hehe… ya tentu saja ke pasar bebas yang besar. Pasarnya sebuah negara luas wilayah darat dan lautnya dengan penduduk yang banyak. Mereka adalah  generASU( eh maaf salah tulis : generASI) muda Indonesia yang pada tahun 2045 mewarisi negeri ini, generasi emas .
Anak-anak Indonesia tugasnya adalah membeli dan memakai hasil teknologi mereka.
Lihatlah betapa di masa depan itu fungsi manusia Indonesia jelas dan tetap dibutuhkan dunia.Negara lain selalu memerlukan alam  Indonesia beserta penduduknya yang banyak. 
Saat sekarang juga kita sudah mulai kan?? Contohnya teknologi HP (hand phone). 
HP adalah salahsatu alat canggih dalam bidang komunikasi jarak jauh. Siapa yang membuat HP? Tentu yang membuat orang sana- sana, negara lain yang jauh. Kita, orang Indonesia tinggal pakai. Jika rusak ganti, beli lagi yang baru. Tak ada duit ? ya ngutang atau gunakan dana BLT.

Anak Indonesia tak usah belajar bagaimana cara membuatnya. Tak usah tahu urusan komponen elektronik yang rumit- rumit.Bahkan cara menggunakannnya pun tak perlu belajar atau baca manual book nya. Tak usah dibaca. Tidak perlu dibaca hanya menghabiskan waktu percuma.  Cara menggunakan HP atau mesin yang lain ya  langsung nyak nyuk , trial and error saja. Toh hasilnya sama berarti bisa. Bahwa waktunya lama ya tidak masalah, santai kok ya…

Semua ada jaman dan musimnya. Harus dinikmati dengan bahagia, bersyukur hidup jadi manusia dan sebagai warga negara dari negeri yang kaya raya : Indonesia.

Apakah dulu, 20, 30 atau 40 tahun lalu generai kita menyiapkan keadaan seperti sekarang? 
Generasi sebelum generasi Z Indonesia apakah  pernah berpikir cara membuat truk, kreta api, pesawat, mobil, motor,komputer, laptop,  HP, tongsis, drone??? 
Tidak sama sekali, dan sekarang punya barang-barang itu, menggunakan dan sangat adaptif serta menikmati sebagai fasilitas kehidupan. Enak dan nyaman kan?

Mungkin satu yang agak penting diajarkan ke anak-anak : jangan jadi pemalas. Kegiatan apapun harus kuat niatnya dan serius. 
Misal akan tidur ya tidurlah dengan sungguh-sungguh. Misal berniat  bertapa nyepi, diam menyendiri ning sentong atawa kamar, ya lakukan dengan sungguh-sungguh. Misal malas komunikasi, ogah ngomong, sakalian saja tapa  mbisu dengan niat yang kuat dan  sungguh-sungguh. Fokus. 

Sangat penting,disampaikan ke anak-anak : kegiatan apapun dalam hidup perlu dilakukan  dengan niat yang kuat. Satu saat Tuhan Pencipta Alam Semesta pasti akan memberi jawaban berupa hasil sesuai harapan. 

Apa pun jika berniat kuat, sungguh-sungguh dan totalitas Insha Allah hasilnya juga serius dan bagus. 
Misalnya ada dalam situasi dimana tidak enak makan ya diniatkan  sekalian saja, totalitas :  tidak usah  makan, sekuatnya. Badannya harus sampai kurus kering. Tidak apa, tetap sehat dan hidup, bukan stunting, asal cukup tenaga beraktivitas sekadarnya.  Tetapi ritual tidak makan itu harus disertai olah rasa dan olah jiwa.Badannya dilemahkan, jiwanya dibangun. 

Hidup yang dijalani dengan sungguh-sungguh,  satu saat akan bertemu dengan keadaan yang disebut
sukses, menurut indikator masing-masing. Manusia wajib bertumbuh menjadi diri sendiri sesuai tugas hidupnya. 

Jika kita membaca informasi sejarah peradaban dan pola hidup masyarakat nenek moyang,  kita mendapatkan referensi bagaimana mereka hidup dan membangun peradaban.  Jaman dulu banyak orang nusantara yang hidup sederhana, apa adanya, nrimo ing pandum, asketis dan bertapa, tirakat, melepaskan diri dari ikatan material duniawi. Sangat religius secara serius.  Kelompok manusia yang memilih cara hidup seperti ini juga baik- baik saja kehidupan mereka. Berhasil dan sukses menjalankan tugas kehidupan mereka sebagai manusia sampai berakhir masa tayang tugasnya. Hidupnya sukses dan bermakna menemukan yang mereka cari dan mereka yakini. 
Meskipun mungkin terlihat tidak kaya, bahkan tubuhnya kurus kering, urusan kehidupannya tidak ada masalah. Tidak perlu harta dan uang banyak, tidak perlu obat dan tidak perlu kemewahan. 
Hidup mereka adalah hidup yang nyaman, santai, dan harmonis dengan sesama manusia, sesama mahluk  dan lingkungan tempat hidupnya. 

Tetapi memang, di sisi lain  banyak indikator kehidupan yang bisa dipilih oleh manusia baik secara kelompok maupun personal. Inti persoalan gelisahnya manusia hari ini muncul karena terlalu repot oleh standar yang dibuat pikirannya sendiri, baik pikiran individu maupun pikiran kolektif komunitas .Pikiran  sederhananya tentang hidup secara hakiki sudah ada. 
Hidup ini ya hanya begini, dijalani saja, tidak perlu banyak protes,  terlalu banyak rencana berakibat merasa gagal dan kecewa .
Hidup dijalani dengan sederhana sesuai kemampuan, gembira, mengukur kekuatan diri semampune, sebombonge, sekuate

Jika kita tidak suka ngoyo dan memaksa diri , pasti setuju dengan pikiran konyol ini. 

Lah coba kita bertanya ke dalam diri :  jika hidup dianggap berat, kapan terasa entengnya? Jika hidup kerja keras terus, kapan santainya? Jika hidup mencari harta dan uang untuk dikumpulkan supaya banyak , kapan menikmatinya?
Maka pelajaran penting kehidupan adalah menemukan tugas hidup bagi dirinya sambil terus berjalan menuju akhir masa tayang : kiamat, dibangkitkan. 

Misalnya anak sudah punya pilihan hobi atau kegiatan dalam hidup ya doronglah agar pilihan itu dilakukan dengan niat kuat dan sungguh-sungguh. Hanya perlu niat kuat dan kesungguhan hati tak ada syarat yang lain. Sederhana kan?

Contoh  : ada seorang anak yang senang mengumpulkan kerikil ya kumpulkan terus dengan sungguh-sungguh. Sampai kerikilnya menjadi punya makna. Ada anak yang senang menanam, temani dan dorong terus supaya menanam sampai tanamannya bermanfaat. Sederhana saja.

Tugas anda menjadi guru bertemu murid yang aneh- aneh kelakuannya? Ya tidak apa- apa. Terima saja dengan sungguh-sungguh menjalani peran sebagai guru. Ada murid mabok, tawuran, maling,  dan perilaku kurang tepat yang lain ya terima saja dengan sungguh-sungguh. Tidak perlu kecewa, marah dan kesuh.

Sudah demikian memang isi dunia. Ada siang  ada malam. Semua berpasangan dan ada jodohnya, dalam banyak hal manusia tak bisa merubahnya.Hanya melihat, melakukan, menjalani (= nglakoni) dan manut kersaNe. Manusia tinggal menikmati saja semua yang ada dengan niat dan kesungguhan hati. Itu saja bekalnya tak ada yang lain.

Tanah dan negeri Indonesia sangat istimewa.Seolah diciptakan untuk menopang dan keseimbangan ekosistem bumi.Wacana lain menyebut secara romantis tanah ini penggalan surga. Surga pernah rimpil dan pecahannya tersebar menjadi pulau-pulau di katulistiwa yang bernama Indonesia Raya.  
Kekayaan alam Indonesia masih sangat banyak dan tanahnya subur. 

Perjalanan ke Indonesia Timur, NTT, pulau Rote,   saya menyaksikan alam yang sangat bersahabat. Hewan ternak sapi, kerbau, kambing, babi, unggas berkembang biak sendiri di padang rumput luas. Gemuk- gemuk dan banyak jumlahnya.  Ikan lautnya berlimpah, besar-besar dan banyak tidak perlu memelihara. Tebar jaring dan pancing kebutuhan makan bergizi terpenuhi. Daratan menyediakan tumbuhan yang juga kaya sumber pangan dari daun, buah dan biji-bijian. 

Sungguh negeri ini sangat kaya raya. 
Anak- anaknya  wajib sehat dan bahagia. Tidak perlu kreatif, tidak perlu cerdas, tidak perlu belajar banyak. Hanya memerlukan keyakinan yang benar,niat yang kuat dan laku yang sungguh-sungguh. 

Tak perlu kita memformat generasi muda kita seperti generasi muda negara lain. Harus tetap jadi anak Indonesia dengan cirinya sendiri.

Jika kita sadar bahwa hidup harus dijalani dengan menahan diri, mencukupkan diri, pasti kita sangat berkecukupan. Semua keperluan hidup manusia di Indonesia ada tersedia berlimpah ruah. 
Namun, jika hidup menurutkan keinginan tak akan pernah selesai. Selalu ada dalam kehausan dan rasa kurang. Kurang ini kurang itu tak ada ujungnya sampai tak bisa menikmati hidup anugrahNya. 

Hidup ini mudah, sederhana, tinggal menjalani. Semua modal dasar hidup, kita dapatkan secara alami dan gratis tanpa biaya. 

Selain niat kuat dan sungguh-sungguh, satu hal lagi yang juga sangat penting dalam hidup : tetap jaga nafas jangan sampai berhenti.

Hidup harus di rumuskan secara sederhana. Seperti pepatah lama dari para sesepuh kita : Tetaplah Tekun walaupun memakai Teken nanti pasti Tekan.

Mungkin Anda Menyukai

Satu tanggapan untuk “Menjawab Kegelisahan

  1. Sungguh luar biasa eksploitasi pemikiran dan pemahaman Kepala Sekolahku ini, sampai bingung mau berkomentar apa.
    Semua sudah tertuang dalam tulisan itu, mulai dari tanggapan penguasaan ilmu dan tekhnologi Negara lain sampai dengan anak anak generasi muda bangsa kita, berikut dengan kekayaan negri ini.
    Paling hanya menggaridbawahi apa yang dtulis bahwa saya sependapat dengan beliau, sebagai pendidik kita perlu hadir dan mendampingi anak didik kita dengan sepenuh hati agar berkembang sesuai potensinya. Beriringan dengan sumber daya alam Nusantara yang amat luar biasa.
    Terima kasih dan
    Mohon maaf

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *