
Gerak Nyata Digitalisasi dari Ujung Timur Banyumas
Sad Diana Puji Hartono, S.Pd., M.Si.,
Kepala SMPN 1 Tambak, Banyuma
Digitalisasi dalam dunia pendidikan bukan lagi sekadar wacana, melainkan menjadi kebutuhan mutlak yang tak bisa ditunda. Era transformasi teknologi menuntut sekolah-sekolah untuk tidak hanya mengikuti arus, tetapi juga mampu memimpin perubahan demi menciptakan ekosistem pendidikan yang adaptif, inklusif, dan berdaya saing global. SMP Negeri 1 Tambak, sekolah negeri yang terletak di perbatasan timur Kabupaten Banyumas dengan Kebumen, menjawab tantangan tersebut melalui strategi “Satu Visi, Berjuta Aksi”. Sebuah gerakan kolektif yang mengedepankan kolaborasi seluruh warga sekolah demi menyongsong masa depan pendidikan berbasis digital.
Transformasi digital yang diusung oleh SMP Negeri 1 Tambak bukanlah proses instan. Perjalanan ini penuh tantangan, mulai dari infrastruktur yang terbatas, minimnya sumber daya manusia di bidang IT, keterbatasan anggaran, hingga resistensi budaya dari sistem pembelajaran konvensional ke arah pembelajaran digital. Namun, di balik setiap kendala, selalu ada peluang yang bisa dijemput dengan kerja keras, inovasi, dan semangat kebersamaan.
Program percepatan digitalisasi yang dirancang secara strategis terdiri dari tiga aksi digital utama. Aksi Digital 1 menekankan pentingnya membangun portal database digital dan PPKKS digital berbasis microsite. Situs kecil ini menjadi pusat penyimpanan dan distribusi informasi sekolah yang dapat diakses oleh guru, siswa, orang tua, dan staf kapan saja, di mana saja. Informasi terintegrasi seperti jadwal pelajaran, data siswa, pengumuman, hingga laporan sekolah tersaji dalam satu platform dengan tampilan sederhana dan efisien. Portal ini juga mendukung pelaksanaan Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) secara digital, yang dilakukan secara sistematis mulai dari analisis kebutuhan, pembentukan tim, sosialisasi, hingga pelaksanaan dan evaluasi.
Aksi Digital 2 membawa terobosan dalam pengelolaan kehadiran siswa melalui Sistem Presensi Online Siswa Berbasis Web yang diberi nama SINERGIS. Inovasi ini menggunakan barcode yang dipindai setiap siswa saat tiba di sekolah. Sistem ini terintegrasi dengan notifikasi WhatsApp ke orang tua secara real-time, memberikan transparansi dan respons cepat terhadap kehadiran anak-anak mereka. Guru piket dan wali kelas dapat memantau serta menindaklanjuti siswa yang tidak hadir. Data yang terkumpul menjadi sumber kebijakan yang akurat, sekaligus menciptakan budaya kehadiran yang positif. Hasilnya, tingkat kehadiran siswa meningkat signifikan hingga lebih dari 98%.
Aksi Digital 3 memanfaatkan platform Pijar Sekolah sebagai Learning Management System (LMS) sekaligus Sistem Informasi Manajemen (SIM) Sekolah. Pijar Sekolah, yang berada di bawah naungan Telkom Indonesia, menyediakan ribuan konten digital seperti buku interaktif, video pembelajaran, laboratorium maya, hingga fitur pelaksanaan ujian berbasis komputer (CBT). Tak hanya itu, pengelolaan administrasi sekolah dan pelaporan nilai siswa menjadi lebih sistematis dan efisien. Kehadiran LMS ini tidak hanya meningkatkan kualitas pembelajaran, tetapi juga mengurangi beban administratif guru dan tenaga kependidikan.
Untuk memastikan keberhasilan digitalisasi, sekolah juga menerapkan berbagai strategi pendukung. Di antaranya adalah pemetaan dan analisis kebutuhan secara menyeluruh, peningkatan infrastruktur digital, pelatihan keterampilan digital bagi guru, peningkatan literasi digital siswa, serta dukungan teknis yang cepat dan responsif. Tidak kalah penting, keterlibatan orang tua dan komunitas dalam mendukung program ini menjadi pilar utama keberlanjutan transformasi.
Salah satu tantangan terbesar adalah perubahan budaya. Mengubah mindset warga sekolah terhadap pemanfaatan teknologi membutuhkan pendekatan yang humanis dan persuasif. Oleh karena itu, pendekatan yang dilakukan oleh SMP Negeri 1 Tambak lebih menekankan pada proses internalisasi nilai-nilai adaptif, semangat belajar sepanjang hayat, dan penghargaan terhadap kreativitas serta inovasi.
Keterbatasan anggaran tidak menjadi halangan mutlak. Justru menjadi pemantik untuk menggali potensi lokal, menjalin kemitraan strategis dengan pihak luar, dan memaksimalkan sumber daya yang ada. Inilah makna sejati dari “berjuta aksi”. Setiap individu, baik guru, siswa, staf, maupun orang tua, memiliki peran penting yang berkontribusi dalam perjalanan besar ini. Transformasi digital tidak lagi menjadi tugas segelintir orang, melainkan menjadi gerakan kolektif yang didorong oleh semangat gotong royong.
Melalui strategi ini, SMP Negeri 1 Tambak telah menunjukkan bahwa sekolah di wilayah pinggiran pun mampu menjadi pelopor perubahan. Aksi nyata yang dilakukan bukan hanya berdampak pada aspek teknis pendidikan, tetapi juga membentuk karakter sekolah sebagai organisasi pembelajar yang dinamis. Data digital yang dihasilkan dari sistem presensi, evaluasi kinerja, hingga pelaksanaan pembelajaran menjadi fondasi pengambilan keputusan berbasis bukti (evidence-based policy) di tingkat sekolah.
Lebih dari itu, keberhasilan implementasi strategi “Satu Visi, Berjuta Aksi” juga menginspirasi sekolah-sekolah lain untuk memulai langkah serupa. Banyak sekolah kini menjadikan SMP Negeri 1 Tambak sebagai rujukan praktik baik dalam digitalisasi pendidikan. Kunjungan studi tiru dan kolaborasi lintas daerah semakin memperkuat posisi sekolah ini sebagai pusat pembelajaran inovatif di wilayahnya.
Perjalanan panjang digitalisasi ini juga membuktikan bahwa pendidikan bukan hanya tentang teknologi, tetapi tentang manusia. Tentang bagaimana teknologi dapat memberdayakan, membuka peluang, dan membangun kemandirian. Pendidikan yang memanusiakan, mendidik dengan hati, dan menghidupkan harapan.
Menjelang masa depan yang semakin digital, SMP Negeri 1 Tambak tidak berhenti pada capaian yang telah diraih. Evaluasi dan tindak lanjut pasca program dilakukan secara berkala, guna memastikan keberlanjutan inovasi dan adaptasi terhadap tantangan baru. Proses digitalisasi terus dilengkapi dengan peningkatan keamanan siber, perbaikan sistem, serta penyesuaian dengan kebutuhan zaman. Dengan semangat ini, sekolah tidak hanya siap menghadapi era digital, tetapi juga menjadi bagian aktif dalam membentuknya.
Dari ujung timur Banyumas, suara perubahan digaungkan. Di tengah segala keterbatasan, lahirlah inovasi, semangat kolaborasi, dan kerja keras tanpa pamrih. Digitalisasi tidak lagi menjadi kemewahan, melainkan kebutuhan yang harus diupayakan bersama. Dari sekolah yang berada di perbatasan, pesan penting disampaikan ke seluruh penjuru negeri: bahwa visi besar bisa diwujudkan melalui aksi kecil yang terus-menerus. Bahwa keberhasilan pendidikan bukan monopoli kota besar, tapi hak seluruh anak bangsa—di mana pun mereka berada.
Dengan satu visi dan berjuta aksi, SMP Negeri 1 Tambak telah membuktikan bahwa pendidikan yang transformatif bisa lahir dari mana saja, bahkan dari tempat yang paling jauh. Kini saatnya, seluruh sekolah di Indonesia menyambut tantangan baru, melangkah bersama menuju masa depan yang lebih cerah, dan terus menyalakan api perubahan dari ruang-ruang kelas yang sederhana namun penuh harapan.
Penulis : Sad Diana Puji Hartono, S.Pd., M.Si., Kepala SMPN 1 Tambak, Banyumas